Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan

Jumat, 15 April 2016

Sejarah Alat Pemadam Kebakaran

Pada sekitaran 200 SM, Ctesibius dari Alexandria temukan pompa tangan yang dapat memberi air ke api serta di ketahui kalau beberapa orang Romawi memakai rantai ember, ember melalui tangan ke tangan untuk memberi air ke titik api.

Lalu, pada Era Pertengahan, 'penyemprotan' mulai dipakai untuk mengaplikasikan jet air untuk api. Penyemprotan bekerja agak seperti pompa sepeda. Nozzle nya itu di celupkan ke air serta sekitaran satu liter tersedot dengan menarik keluar plunger. Penyemprotan dibebankan lalu diarahkan ke api serta mendorong plunger untuk memadamkan api. Penyemprotan dipakai di 1666 Kebakaran Besar London.

Versus pertama dari alat pemadam kebakaran portable yang moderen diketemukan oleh Kapten George William Manby pada th. 1819, yang terbagi dalam kapal tembaga dari 3 galon (13, 6 liter) mutiara abu (kalium) jalan keluar dibawah desakan hawa terkompresi.

Sekitaran th. 1912, Pyrene meniti karbon tetraklorida atau CTC pemadam, dimana cairan dipisahkan dari kuningan atau krom container dengan pompa tangan ke api. Ukuran umumnya berkisaran dari 1 liter (1. 1 L) atau 1 liter berkisaran (0, 6 L) namun juga di buat dalam 2 kemampuan sampai 2 galon berkisaran ukuran (9 L). CTC vapourised serta memadamkan api dengan memakai reaksi kimia. Pemadam ini pas untuk kebakaran cair serta listrik serta popular di kendaraan bermotor untuk 60 th. ke depan. Uap serta pembakaran oleh - product yang begitu beracun serta mematikan itu berlangsung dari memakai alat pemadam ini di ruangan tertutup.

Akhir era ke-19 adalah penemuan soda api. Asam, dimana silinder yaitu 1 atau 2 galon air yang mempunyai natrium bikarbonat digabung dalam penahan silinder yaitu botol yang memiliki kandungan asam sulfat pekat. Botol asam rusak oleh satu diantara dua langkah, bergantung pada type pemadam. Satu diantara langkah melibatkan pemakaian booster tidak mematuhi botol asam, sedang yang ke-2 melibatkan pelepasan orang yang memimpin yang diselenggarakan botol ditutup. Sesudah asam digabung dengan larutan bikarbonat, gas karbon dioksida bakal di keluarkan serta ini pada gilirannya bakal memukul air. Air bertekanan dipaksa keluar dari tabung lewat panjang pendek selang serta nozzle. Asam dinetralisasi oleh natrium bikarbonat.

Busa pemadam kebakaran terbagi dalam sisi paling utama dari alat pemadam berisi busa menghasilkan bahan kimia serta wadah ke-2 berisi bahan kimia lain yang bereaksi saat datang kedalam kontak dengan jalan keluar dalam silinder paling utama. Untuk menjalankan alat pemadam Anda menghidupkan terbalik serta membiarkan dua jalan keluar untuk kombinasi, lantas tahan jari Anda diatas nozzle discharge serta kocok pemadam untuk meyakinkan kalau jalan keluar yang pas yaitu satu preparasi serta lalu transisi ke api.

Pertengahan era ke-2 puluh type moderen pemadam nampak memakai agen pemadam yang tidak sama. Produsen alat pemadam biasanya memakai sebagian type kapal bertekanan untuk menaruh serta debet bahan pemadam.

Type pertama alat pemadam kebakaran (Fig1) bertekanan dengan hawa sekitaran 10 bar, lima kali desakan ban mobil, dari kompresor. Satu pegangan meremas- grip beroperasi katup pegas ulir kedalam silinder desakan. Didalam, pipa atau dip tube meluas ke sisi bawah pemadam hingga dalam posisi tegak, pembukaan tabung terendam. Agen pemadam dilepaskan sebagai aliran lewat selang serta nozzle, didorong oleh desakan disimpan di atasnya.

Sabtu, 07 Februari 2015

Jenis Isi alat Pemadam

Berbagai jenis alat pemadam kebakaran

·         Water dan foam

Water dan Foam memadamkan api dengan mengambil unsur panas dari segitiga api. Foam juga memisahkan unsur oksigen dari unsur-unsur lain.

Pemadam jenis Water ( air ) hanya untuk Kebakaran kelas A , dan  mereka tidak boleh digunakan pada Kelas B atau C kebakaran. Aliran debit bisa menyebarkan cairan yang mudah terbakar dalam kebakaran Kelas B atau bisa menciptakan bahaya sengatan listrik pada api Kelas C

·         karbon Dioksida ( co2 )

Karbon Dioksida alat pemadam kebakaran memadamkan api dengan mengambil unsur oksigen dari segitiga api dan juga mengeluarkan panas dengan debit yang sangat dingin.

Karbon dioksida dapat digunakan pada Kelas B & C kebakaran. Mereka biasanya tidak efektif pada kebakaran Kelas A.

·         Kimia kering ( dry chemical powder )
Powder jenis  alat pemadam kebakaran kimia memadamkan api terutama dengan mengganggu reaksi kimia dari segitiga api.
Jenis ini yang paling banyak digunakan pemadam api adalah dry chemical serbaguna yang efektif pada kebakaran kelas A, B, dan C. jenis  ini juga bekerja dengan menciptakan penghalang antara elemen oksigen dan elemen bakar pada api Kelas A.
Dry chemical powder biasa untuk kelas A B & C kebakaran saja. Hal ini penting untuk menggunakan pemadam yang benar untuk jenis bahan bakar! Menggunakan Jenis yang salah dapat memungkinkan api untuk menyalakan kembali setelah kelihatannya sudah padam.

·         wet Chemical

Kimia Basah ( Wet Chemical ) adalah jenis  baru yang memadamkan api dengan menghapus panas segitiga api dan mencegah penyalaan kembali dengan menciptakan penghalang antara unsur-unsur oksigen dan bahan bakar.

Kimia basah pemadam Kelas K dikembangkan untuk modern, efisiensi tinggi penggorengan minyak dalam  operasi memasak komersial. Beberapa juga dapat digunakan pada Kelas A kebakaran di dapur komersial.



Rabu, 12 November 2014

Kebakaran Komplek Bea Cukai, Seorang Bocah Tewas

Jakarta,

Kebakaran di kompleks bea cukai di Jalan Elang, Sukapura, Jakarta Utara, Sabtu malam (9/11), menyebabkan seorang bocah berusia tujuh tahun meninggal dunia dan menghanguskan 23 rumah penduduk.

"Kami menerima informasi ada korban yang meninggal dunia dalam kejadian tersebut," ujar Kepala Seksi Operasional Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Utara, Muhtar Zakaria, Minggu pagi (11/9).

Korban meninggal dunia atas nama Nurul Aini, sedangkan kedua orang tuanya Suketi dan Wati mengalami luka-luka sehingga perlu mendapatkan perawatan intensif. "Korban dibawa ke kamar jenazah Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Cipto Mangkunsumo. Korban luka juga dirawat di sana" katanya.

tabung-pemadam-kebakaran.blogspot.com

Pihaknya mengaku menerima laporan kebakaran pukul 21.40 WIB dan mengerahkan 17 unit mobil pemadam kebakaran dari berbagai pos unit. Sejam kemudian api mulai bisa dikuasai dan selanjutnya dilakukan proses pembasahan sampai benar-benar padam dan baranya mati.

Pihaknya juga mengaku belum memastikan penyebab kebakaran karena masih menunggu hasil olah tempat kejadian perkara aparat kepolisian dari Tim Labfor Mabes Polri. "Polisi nanti yang memastikan apa penyebab kebakaran melalui olah TKP dan memintai keterangan sejumlah saksi" katanya.

(INILAH.COM)

Selasa, 11 November 2014

Kebakaran Gudang, 20 Pemadam Dikerahkan

Jakarta,

Kebakaran kembali melanda di Jakarta Utara pada Selasa (11/11/2014) dini hari. Kali ini, api melalap sebuah gudang di di Jalan Lodan Raya.

Hal itu dikatakan petugas Suku Dinas Kebakaran Jakarta Utara, Purus. "Kebakaran gudang di Jalan Lodan tadi sekitar pukul 00.24 laporan masuk," kata dia.

Namun demikian, pihaknya belum mengetahu penyebab terjadinya kebakaran itu. Saat ini, kata Purus, pihaknya masih berupaya memadamkan api.

tabung-pemadam-kebakaran.blogspot.com

"Masih proses pemadaman api," ujar Purus yang menjelaskan pihaknya menurunkan sebanyak 20 mobil pemadam untuk menjinakan si jago merah.

Begitu juga, Purus belum mengetahui, apakah ada korban jiwa dan nilai kerugian akibat kebakaran itu. "Masih belum tahu," kata Purus.

Kemarin, si jago merah juga menghanguskan sebuah rumah 3 lantai yang beralamat di Jalan Sunter Agung III Blok A 34 Nomor 25 RT 10 RW 9, Sunter, Jakarta Utara. Akibat kebakaran itu, mengakibatkan satu korban jiwa.

(INILAHCOM)

Senin, 10 November 2014

13 Warga Tewas akibat Kebakaran di Sepanjang 2014

JAKARTA,

Data Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencara DKI Jakarta menyebutkan sepanjang 2014 ada 13 warga yang tewas akibat peristiwa kebakaran. Jumlah tersebut didapat dari peristiwa-peristiwa kebakaran yang terjadi di Jakarta dari Januari hingga 5 November.

"Tiga belas orang yang meninggal dunia merata tersebar di lima wilayah kota dan satu wilayah kabupaten yang ada di DKI Jakarta," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta, Subejo, Minggu (9/11/2014).

Subejo menambahkan bahwa peristiwa kebakaran sepanjang 2014 juga menyebabkan 60 warga dan 13 petugas luka-luka. Sementara jumlah warga yang kehilangan tempat akibat kebakaran mencapai 3009 Kepala Keluarga (KK) atau setara 11.979 jiwa.

tabung-pemadam-kebakaran.blogspot.com

Sedangkan kerugian materi akibat peristiwa kebakaran mencapai sekitar Rp 365 miliar dengan rincian kerusakan 374 bangunan perumahan, 203 bangunan umum dan perdagangan, 27 bangunan industri, 80 kendaraan dan 261 harta benda lainnya.

"Pemicu kebakaran didominasi korsleting listrik sebanyak 632 kejadian, kompor meledak 59 kejadian, rokok 55 kejadian dan lain-lainnya 200 kejadian," jelas Subejo.

Lebih lanjut, Subejo memaparkan bahwa wilayah yang menempati urutan pertama peristiwa kebakaran adalah Jakarta Barat dengan 251 kasus, disusul Jakarta Timur dengan 229 kasus. Disusul berturut-turut Jakarta Selatan dengan 198 kasus, Jakarta Utara dengan 155 kasus, dan Jakarta Pusat 113 kasus.

Apabila ditotal, jumlah kebakaran di wilayah DKI sepanjang 2014 mencapai 946 kasus. "Dari 946 kasus kebakaran, kita mengerahkan 37.682 orang petugas. Ada 268 kejadian kebakaran yang berhasil kita lakukan tindakan penyelamatan," tukas Subejo.

(KOMPAS.com)

Kamis, 06 November 2014

Siaga Kebakaran, Warga Jakarta Perlu Lakukan Hal-hal Ini

JAKARTA,

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang berupaya menekan jumlah peristiwa kebakaran. Selain dengan memperbanyak jumlah petugas dan pos pemadam kebakaran, cara lain yang akan ditempuh adalah dengan melatih warga agar siaga terhadap bencana.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Bencana DKI Jakarta Subejo mengimbau agar perusahaan-perusahaan yang ada di Jakarta berperan dalam sosialisasi hal tersebut. "Kita akan latih masyarakat agar siap menghadapi segala kemungkinan yang terjadi," kata Bejo, di Balaikota Jakarta, Senin.

Menurut Bejo, hal pertama yang perlu disosialisasikan ke masyarakat adalah pentingnya memanfaatkan alat yang ada di sekitar saat terjadinya kebakaran demi mempercepat proses pemadaman.

"Alat apa pun harus bisa dimanfaatkan, seperti handuk basah, karung basah, ember, apa pun harus dilakukan oleh masyarakat untuk mempercepat pemadaman," ujar Bejo.

Tak hanya itu, kata Bejo, hal lain yang perlu disosialisasikan ke masyarakat adalah pentingnya membuka akses jalan untuk mobil petugas saat terjadinya peristiwa kebakaran. Menurut dia, sering kali mobil petugas pemadam kebakaran terhalang oleh kerumunan warga yang ada di lokasi kejadian.

tabung-pemadam-kebakaran.blogspot.com

"Kita tentu akan melatih petugas kita agar lebih cepat responsnya untuk sampai ke TKP (tempat kejadian perkara/lokasi kebakaran) agar kerugian bisa ditekan seminim mungkin, dan akses jalan ikut memengaruhi respons dari petugas," ujar dia.

Lebih lanjut, Bejo menjelaskan bahwa instansinya juga akan berupaya memaksimalkan sumber-sumber air yang ada di permukiman, baik yang berasal dari hidran kering, maupun sumber-sumber alami, seperti dari kolam dan sungai.

"Hidran ini kan tergantung pasokan dari PDAM dan debit air. Tugas kami menjaga keberadaan hidran itu. Kalau untuk debit nanti kita minta PDAM untuk ditingkatkan lagi. Kita juga butuh sumber air dari kolam, saluran, dan apa pun yang bisa kita manfaatkan untuk disedot airnya. Penertiban permukiman di pinggir kali merupakan salah satu upaya mempermudah petugas untuk mengambil air," papar Bejo.

Bejo yakin, apabila hal-hal tersebut dapat dilakukan, standar pelayanan minimum (SPM) pemadam kebakaran untuk sampai ke lokasi dapat dicapai. "Kalau SPM dari Kemendagri 15 menit, akan kita tekan di bawah 15 menit. Nanti secara bertahap bisa 10 menit," kata Bejo.

Berdasarkan data di Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta sampai dengan pertengahan September 2014, jumlah peristiwa kebakaran yang terjadi di Jakarta sepanjang 2014 ada sekitar 260 peristiwa. Penyebab terbesar adalah yang terkait dengan listrik.

(KOMPAS.com)

Rabu, 05 November 2014

Antispasi Kebakaran, Pemkab Wonogiri Bagikan 60 APAR

Wonogiri,

Pemkab Wonogiri mengantispasi bencana kebakaran, khusunya saat musim kemarau panjang.

“Oleh karena itu,kami mengimbau kepada peserta pelatihan ini, agar dengan pelatihan ini supaya diikuti dengan seksama dan dicermati kemudian disebarluaskan pada masyarakat. Selain itu, kita harus betul-betul mengenali penyebab kebakaran”, ungkap Asisten Sekda Bagian Pemerintahan Sekda Wonogiri Edy Sutopo saat membuka Pelatihan Peningkatan Pelayanan Penanggulangan Bahaya Kebakaran Bagi Petugas Kecamatan se-Wonogiri yang digelar di Aula SKB Bulusulur, Wonogiri, Senin (29/9).

Dikatakan, insiden kebakaran harus ditanggulangi dengan tangkas dan cepat dan otomatis setiap warga. Paling tidak mampu ataupun mempunyai pengetahuan berkaitan dengan kebakaran dan mengenali penyebab kebakaran.

tabung-pemadam-kebakaran.blogspot.com

“Dalam penanganan kebakaran butuh ketangkasan dan kecepatan, namun alangkah baiknya jika kita menanggulanginya. Maka dengan pelatihan ini, diharapkan petugas kecamatan dapat mengatasi api kecil didaerah mereka masing-masing, kalau apa-apa dari Damkar mana mungkin dapat terjangkau, karena jarak tempuh antara kecamatan dengan kantor Damkar juga cukup jauh, kemungkinan besar saat petugas Damkar datang kebakaran sudah terlanjur meludeskan obyek kebakaran,” kata Edy.

Dia berharap dengan pelatihan ini bahaya kebakaran di Wonogiri seperti disaat musim kemarau seperti ini dapat diminimalisir. Sementara itu, Pemkab Wonogiri juga menyerahkan bantuan APAR (alat pemadam api ringan) sebanyak 60 tabung dengan ukuran standar 3,5 kilogram.

“Bantuan APAR ini bersumber dari APBD 2014,” pungkasnya.

(timlo.net)

Jumat, 31 Oktober 2014

Jokowi Wajibkan Ada Alat Pemadam Kebakaran di Pemukiman Padat

JAKARTA,

Tingginya angka kebakaran di Ibu Kota membuat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutar otak untuk pencegahan dan penanganannya. Bahkan, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menginginkan ada alat pemadam kebakaran di setiap permukiman padat penduduk, seperti pawang geni dan APAR (alat pemadam api ringan).

Joko Widodo (Jokowi) mewajibkan disediakan alat pemadam kebakaran atau hydrant di kawasan pemukiman padat penduduk. Sebab di Jakarta rawan terjadi kebakaran, terutama di kawasan padat.

"Ya, mobil pemadam kebakaran terkendala macet, kelamaan. Jadi, memang harus ada alat pemadam kebakaran yang ditempatkan di kampung-kampung padat," kata Jokowi seusai meninjau bekas lokasi kebakaran, di RW 12, Kelurahan Pademangan Barat, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara.

Mantan Wali Kota Surakarta ini menyampaikan bahwa penempatan alat pemadam kebakaran di permukiman padat akan dikaji lebih lanjut. Ia memberikan contoh disediakannya alat pemadam yang bisa berpindah tempat dengan mudah.

"Yang penting bisa dipindah-pindah, bisa juga evaluasi dengan cara lain, ada yang bisa pakai sepeda motor, tapi memang harus diputuskan caranya," ujar Jokowi.

tabung-pemadam-kebakaran.blogspot.com

Jokowi mengatakan, saat ini Balaikota masih melelang alat pemadam untuk ditempatkan di kawasan padat. Alat pemadam itu harus selalu tersedia dan warga harus juga bisa menggunakannya.

"Harus ada (hydrant) pokoknya di lokasi-lokasi yang rawan kebakaran. Sekarang masih dalam proses lelang," kata Jokowi di Balaikota, Jakarta, Selasa (1/10). Jokowi menjelaskan, penyediaan hydrant itu tidak bisa cepat. Itu akan dilakukan bertahap mengingat anggaran di APBD 2013 terbatas, "Tidak seperti swasta yang bisa membayar langsung," jelas dia.

Sebelumnya kawasan Jakarta kembali terbakar. Kejadian Selasa (1/10) dini hari tadi di permukiman padat penduduk dekat Mal Artha Gading, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Ada sekitar 1.000 unit rumah tinggal ludes dilalap si jago merah. Kejadian itu terjadi sekitar pukul 3.13 WIB. Sebanyak empat korban luka atas kejadian itu. Satu di antara korban luka adalah petugas pemadam kebakaran dan tiga lainnya warga setempat.

Seperti yang diketahui, Pemadam Kebakaran DKI mencatat Sejak Januari hingga awal Oktober 2013 ini terjadi 730 kali kebakaran. Sementara total kerugian diperkirakan mencapai Rp 179 miliar.

(KOMPAS.com)

Rabu, 29 Oktober 2014

Lanud Sulaiman Demonstrasi Alat Pemadam

SOREANG

Bertempat di lapangan apel Staf II Lanud Sulaiman, Margahayu, Kab. Bandung, usai apel Senin pagi, Seksi Lamja (keselamatan kerja) bekerja sama dengan seksi Sarban (Sarana Bantuan) memperagakan demonstrasi penggunaan alat pemadam kebakaran. Demonstrasi alat ini disaksikan seluruh personel Lanud Sulaiman, baik para perwira, bintara, tamtama maupun pegawai negeri sipil.

”Kegiatan ini dlaksanakan sebagai salah satu program kerja dari Seksi Lamja sebagai antipsipasi berkaitan dengan musim kemarau saat ini,” kata Kepala Dinas Operasi Lanud Sulaiman Letkol Lek Bambang Astono mewakili Danlanud Sulaiman Kolonel Pnb Djamaluddin, M.Si(Han). tabung-pemadam-kebakaran.blogspot.com

Dia menekankan kepada para anggota yang tinggal di kompleks perumahan dinas Lanud Sulaiman agar pada saat mengumpulkan sampah dan membakarnya hendaknya ditunggu hingga padam tidak ada bara yang tertiup angin yang dapat mengakibatkan kebakaran. Sebelum peragaan dimulai, terlebih dahulu Kasi Lamja Kapten Tek Darto Mulyono menjelaskan lima langkah yang harus diambil untuk mengatasi jika terjadi kebakaran, yaitu usahakan tenang dan jangan panik, bunyikan alarm dan bila tidak alat berteriaklah, gunakan alat pemadam yang ada di sekitar, hubungi petugas pemadam kebakaran terdekat, dan padamkan listrik.

Sedangkan dari Seksi Sarban yang disampaikan oleh Kapten Tek Isnawan sebagai Kasubsi PK Lanud Sulaiman menjelaskan tentang definisi kebakaran dan lima jenis kebakaran yang meliputi benda padat, cair, gas, logam yang mudah terbakar, dan karena listrik. Untuk kebakaran tipe A berasal dari bahan seperti kayu, kertas, kerdus, plastik, dan ban. Sedangkan kebakaran tipe B berasal dari bahan bakar seperti minyak tanah, bensin, dan solar.

(PR OCT 2014)

Senin, 27 Oktober 2014

Pemadam Kebakaran ingin ubah "teriak lari" jadi "teriak aksi"

Jakarta

Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta ingin meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam penanganan bencana kebakaran dan mengubah pola pikir "teriak lari" menjadi "teriak aksi". "Kita akan ubah pola pikir masyarakat dari 'teriak lari' menjadi 'teriak aksi' sehingga mereka pun mampu melakukan tindakan penanganan secara dini," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta Subejo, Kamis.

Dinas Pemadam Kebakaran, ia menjelaskan, melakukan penyuluhan dan pelatihan penanggulangan kebakaran ringan bagi warga pemukiman padat penduduk maupun kompleks perumahan untuk meningkatkan kesiapsiagaan mereka mengantisipasi kemungkinan terjadi kebakaran. "Kita latih mereka untuk memadamkan api dengan tindakan dini, seperti menyiram dengan air atau menyiapkan kain basah, termasuk menggunakan alat pemadam api ringan. Jika mampu melakukannya, otomatis bisa memperkecil kerugian," katanya.

Ia mengimbau warga yang lingkungannya memiliki alat pemadam api ringan (Apar) merawat perlengkapan itu dengan baik supaya bisa tetap digunakan saat terjadi kebakaran. "Memang belum seluruhnya dipasang, namun akan lebih baik jika warga merawat dan melaporkan jika terjadi kerusakan pada Apar," kata Subejo.

Subejo menambahkan, selanjutnya alat pemadam api ringan akan disediakan di daerah-daerah rawan kebakaran dan pelatihan untuk menggunakan dan merawat alat-alat itu akan diberikan kepada warga setempat. Dia juga menyarankan warga melakukan upaya mandiri untuk mencegah kebakaran, antara lain dengan memeriksa kabel atau instalasi listrikdi rumah atau lingkungan sekitar secara berkala.

Menurut data Dinas Kebakaran DKI Jakarta sepanjang Januari sampai Oktober 2014 terjadi 875 kejadian kebakaran di wilayah DKI Jakarta. Dari total kejadian kebakaran itu, 596 di antaranya terjadi akibat hubungan arus pendek listrik dan sisanya karena berbagai hal termasuk kompor meleduk dan puntung rokok yang tidak dimatikan.

(ANTARA News)

Kebakaran Melanda Gudang dan Kontrakan di Bintaro

JAKARTA,

Sebanyak 10 kontrakan dan dua gudang terbakar di Jalan Perdagangan Dalam RT 02/03 Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Senin (27/10/2014). Kebakaran terjadi sekitar pukul 10.40.

Zarkasih (39) pemilik kontrakan, mengatakan api berasal dari rumahnya. "Tetangga depan bilang ada api. Saya lihat sudah besar. Mau menyiram juga sudah enggak bisa," ujar Zarkasih di lokasi kebarakan.

Setidaknya 23 unit mobil dari Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Selatan dikerahkan. Langkah awal yang dilakukan adalah melokalisir titik api agar tidak merembet ke rumah warga lain.

Petugas juga mengambil air dari kali Pesanggrahan dengan cara estafet menggunakan mobil pemadam.

Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Selatan, Edi Sucipto, mengaku api sangat sulit dipadamkan. Karena, dari gudang-gudang terdapat bahan yang sangat mudah terbakar.

"Saat ini sudah pendinginan, gudang eo (event organizer) ini banyak benda mudah terbakar. Seperti tenda dan lainnya," ujar Edi Sucipto.

Sumber air juga sangat jauh. Sehingga petugas harus menyambung selang dengan memarkir beberapa mobil di Jalan Deplu Raya sejauh 700 meter. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.

(KOMPAS)